Tradisi Unik Saat Lebaran
Gemuruh takbir sudah terdengar sejak malam hari sampai terbitnya matahari, menandakan Hari Raya Idul Fitri telah tiba. Usai sudah berpuasa menahan haus, lapar, dan hawa nafsu selama tiga puluh hari.
Hari Raya Idul Fitri adalah salah satu hari besar yang dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hari raya ini jatuh pada tanggal 1 Syawal dalam kalender Hijriyah, yang merupakan bulan ke-10 dalam kalender Islam. Idul Fitri juga disebut sebagai Hari Raya Fitri, Lebaran, atau Idul Fitri.
Hari inilah yang ditunggu-tunggu umat muslim di seluruh penjuru dunia. Tak heran jika semua orang antusias dengan datangnya hari lebaran ini. Mulai dari ibu-ibu yang sudah memasak menu raya dari malam hari, anak-anak hingga remaja yang mengumandangkan takbir dari malam hingga fajar tiba, dan orang-orang yang sudah mudik dari jauh-jauh hari.
Pada Hari Raya Idul Fitri, seluruh umat Muslim melaksanakan salat Idul Fitri di pagi hari setelah terbit matahari. Shalat Idul Fitri biasanya dilaksanakan di lapangan terbuka atau di masjid-masjid besar. Setelah shalat, umat Muslim saling bermaaf-maafan dan memberikan salam Idul Fitri sebagai tanda persaudaraan.
Selain shalat dan bermaaf-maafan, Hari Raya Idul Fitri juga dirayakan dengan berbagai kegiatan seperti berkunjung ke rumah kerabat dan teman, membagikan makanan dan kue-kue khas Lebaran, dan memberikan uang atau hadiah kepada anak-anak. Banyak orang juga menghias rumah mereka dengan lampu-lampu dan hiasan-hiasan khusus untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Begitu juga dengan yang terjadi di keluarga Sugiarto. Di pagi hari mereka melakukan semua kegiatan yang ada di atas. Siang harinya dipakai untuk silaturahmi ke sanak saudara masing-masing terlebih dahulu. Dan pada malam hari adalah puncak acara keluarga Sugiarto.
Berbeda dengan keluarga-keluarga lainnya, keluarga ini sangat jarang pergi mudik. Terakhir kalinya pun sudah beberapa tahun yang lalu. Saat ditanyakan alasan mengapa tidak pergi mudik, salah satu yang tertua dari keluarga tersebut menjawab, “Karena malas bermacet-macetan, disana juga tinggal saudara jauh, jadi mungkin hanya sesekali saja kesana,” tutur Yati.
Oleh karena itu keluarga Sugiarto mengadakan tradisi di hari pertama Idul Fitri. Pada malam hari semua anggota keluarga berkumpul dirumah yang tertua, lalu diawali dengan makan-makan, baik makanan ringan seperti ice cream, hingga makanan berat seperti opor dan teman-temannya.
Setelah semua perut terisi oleh banyak makanan, disinilah waktu yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak dan para remaja, yaitu bagi-bagi THR.
“Ayo semuanya yang mau uang kumpul di ruang tamu, kali ini caranya beda ya kaya tahun lalu,” ucap Yati memanggil semua anggota keluarga untuk berkumpul.
Tradisinya, cara mendapatkan THR di keluarga ini tidak hanya sekedar yang tua memberi, yang muda menerima, tidak sesimple itu. Tahun ini syarat untuk mendapatkan THR yaitu dengan cara berjoget dahulu.
Lalu di nyalakanlah lagu dangdut di speaker, anak-anak seperti tidak peduli dengan keadaan sekitar, mereka dibutakan oleh uang THR. Mereka bergantian berjoget, satu demi satu.
Mungkin ini merupakan hal yang mudah bagi para anak-anak, tetapi bagi yang sudah beranjak dewasa, ini merupakan hal yang sulit untuk dilakukan, karena mereka sudah memiliki rasa malu dan gengsi. Namun, demi uang THR, hal itu tetap dilakukan.
Ketika semua sudah mendapatkan THR, tetapi masih ada uang yang tersisa, dilakukanlah “saweran”. Semua anggota baik yang muda maupun yang tua berkumpul di bawah, sedangkan yang memberi saweran berdiri di lantai dua. Teriakan dan tertawa membuat suasana menjadi semakin seru. Saat uangnya dilempar, semua pun berebut untuk mendapatkannya.
Acara dilanjutkan dengan karaoke bersama, semua bernyanyi sampai larut malam. Lalu untuk menutup acara pada malam hari itu, mereka semua berfoto ria bersama. Dan karena tren Tiktok banyak yang viral belakangan ini, mereka pun mencoba membuat satu video.
Ternyata membuatnya terasa sulit, dikarenakan banyaknya anggota keluarga, dan juga banyak yang tidak tau tren Tiktoknya seperti apa, menyebabkan take satu video saja menghabiskan waktu satu jam. Akhirnya semua pun berpamitan untuk pulang.
Dibalik serunya acara malam itu, terdapat sesuatu yang mengganjal di hati semua anggota keluarga. Karena ada anggota keluarga yang meninggal tahun lalu, menjadikan Lebaran ini terasa kurang sempurna.
Maka dari itu, jangan sia-siakan momen Lebaran ini untuk silaturahmi dengan sanak saudara, karena kita tidak tahu apa kita dapat bertemu lagi di Lebaran berikutnya.
Komentar
Posting Komentar